Sabtu, 23 April 2011

karya sastra


pantun
Jalan-jalan kekota Indonesia
Lihat wisata di Indonesia
Jika melihat orang asing di Indonesia
Apakah orang asing tersebut Warga Negara Indonesia?

puisi 

Warga Negara
Andai aku umur 18 tahun
Pasti aku sudah menjadi warga Negara Indonesia
Berbagai syarat yang harus dilalui
Dan berbagai pengakuan yang harus dilakukan

Jika aku jadi warga Negara
Aku akan memilih satu kewarganegaraan
Kewaranegaraan itu adalah……….
Kewarganegaraan Republik Indonesia

Kamis, 14 April 2011

karya sastra


|
Dilantai teratas gedung ini angin berhembus kencang, membawah hawa dingin menusuk setiap pori-pori kulitku. Ku coba merogoh saku celanaku sambil mengambil ponselku, kulirik jam yang ada di ponselku yang sengaja ku set sejam lebih cepat telah menunjukkan jam 00.00. Ya iniah waktunya pikirku untuk menghilangkan semua masalah yang ada. Aku mulai naik ke atas sebuah bangku hendak melompat ke bawah, Hendak mengakhiri hidupku……………………………….!!!!!!!!!!!! ***Tersentak aku terbangun ketika ku dapati ponselku berbunyi,“Astaga aku hanya bermipi”Ku coba mengapai ponselku yang berada di atas meja, cukup jauh dari jangkauanku. Ku buka pesan yang masuk teryata dari adikku, “Kak, IBU sedang sakit”Tersentak aku kaget, dan bergegas dari tidurku, terpikir olehku separah apa kah penyakit IBUku? sampai adikku sms di tengah malam seperti ini. Kubulatkan tekatku untuk menelpon adikku,“Halo”“Halo kak” ku dengar suara adikku jauh disana, yang penuh dengan pertanyaan di benakku.“Ia, adik apa kabar? IBU ada dimana?”“IBU sedang tidur kak” jawab adikku, sambil ku dengar piluh nafas seorang wanita disana yang tidak lain adalah IBUku.“O.. gimana keaadannya? IBU sakit apa? “ tanyaku kepada adikku dengan nada sedikit keras!“Aku juga belum tau kak”“Besok pagi, langsung saja bawah IBU ke rumah sakit ya dik”“Ok, kak! oya kakak kapan pulang” Tanya adikku penuh harapan.“Secepatnya, dik”“ya,,uda selamat malam ya kak”“OK, rawat ibu baik-baik ya”.. Seiring dengan pesanku kepada adikku kumatikan ponselku dengan terdengar nada tut,,,tut……pertanda sambungan teleponpun terputus.Kuputuskannya pembicaranku dengan adikku, tapi tak terputus dalam pikiranku sakit apa yang diderita IBUku. Kucoba kembali membaringkan tubuhku berharap dapat kembalai tertidur diatas kasur di kamar kostku yang berukuran ± 2X3 m, yang berisikan sebuah lemari, dan sebuah meja belajarku yang diatasnya kuletakkan rak bukuku dan sebuah Radio kesayanganku yang selalu meneman menjalani hari-hariku di kamar kostku ini. ***kringggggggggggggggggggggggggggggggggg………………kringggggggggggggggggggggggg! Ku dengar suara yang tak asing lagi bagiku, ya suara jam weker yang memang kustel pukul 05.30, menandakan awal semua aktifitasku! Kucoba mejangkau jam wekerku lalu kumatikan, sembari kembali aku menarik sarung dan bantalku untuk kembali tidur. Beberapa saat kemudian, kudengar suara ringtone ponsel yang tak asing lagi bagiku, ku coba mengangkat panggilan dari ponselku”HUOOOOOaaammmm masi keadaan mengantuk aku berkata, “Halo” “Woy Sob, dmn loe? Ko belum sampai? “Terdengar suara yang tak asing lagi di telingaku ya…. dia Samuel, sobatku di kampus yang selalu mendukungku apapun keadaanya.“Gw masi di kost ni bro” jawabku dengan nada yang tak lengkap.“ Loe, gemana si, uda jam 07.30 ni, loe nggak mau ikut ujian apa?”“Apa jam 07.30!!!!!!!” ku coba melirik jam di ponselku,“ astaga, aku telat……….!!!!!!!!!!!”Kumatikan ponselku,tanpa menghiraukan sahabatku Samuel yang membangunkanku, langsung bergegas mengambil haduk, lalu berlari ke depan kamar mandi yang ada di kostku, berusaha meminta cepat teman yang ada di dalam,“Woy,,,,,,,,,,,, cepat gw telat ni, ada ujian”…………………………Kucoba mengedor-gedor pintu kamar mandi, agar teman yang ada di dalam cepat keluar!“Napa Si Loe Sob, kayak di buru-buru setan saja” jawab teman kostku sembari keluar dari kamar mandi.“Loe nggak usah banyak Congor, cepat” ku tutup pintu kamar mandi, dan byurrrrrrrrrr,,,, byurrrrrrrrrrrrrrr!Setelah mandi, dengan kecepatan tinggi aku berlari masuk kekamar kostku, hingga terbentur pintu,“Aduh, sial… mimpi apa gw semalam, uda telat pake kejedut pintu segala”,huffffffffff…….Sambil mengusap-usap rasa perih yang ada di keningku, kupakai seluruh perlengkapan untuk berangkat ke kampus, sampai lupa merapikan rambut kukunci pintu kostku, dan bergegas menuju sepeda motorku,“Adu sial, kunci tertinggal” sembari aku kembali bergegas membuka kunci kostku dan masuk mengambil kunci motorku yang berada diatas meja. Kembali aku mengunci pintu dan berlari menghidupkan sepeda motorku dan melaju menuju kampus.tittttttttttttt…..tiittttttttttttttttttttttttttt,, dengan membunyikan kelakson hampir saja aku menabrak seseorang mahasiswa yang melintas di depan gerbang kampus, kudengar suara, “Woi,, pelan…pelan, loe kira ini jalan nenek loe?tak kuhiraukan suara itu, dengan tetap melaju aku sampai di parkiran, ku istirahatkan motorku, lalu bergegas lari ku ruang ujian. Kulayangkan padang ke dalam ruang ujian, hening tanpa suara ku dengar, hanya ku liat seorang pengawas, dengan ketajaman mata tingkat tinggi mengawasi setiap gerak-gerik mahasiswa yang mencoba mencari jawaban,“Permisi pak” ucapku kepada dosen pengawas‘Ya masuk, silakan duduk Yanus” kata pengawas itu!“Darimana, kok kamu bisa terlambat”? Tanya pengawas“Biasa pak telat bangun” ku dengar suara Samuel nyelutuk, di ikuti seluruh gemuruh teman-teman sekelas tertawa., sembari aku duduk di tempat yang kosong, ku tatap ke arah Samuel dan tersenyum, pikirku “hahaha… bisa aja loe sob, ni juga karena ajarin loe semalam,hihihi”Kulihat pengawas mendekat dan memberiku selembar soal dan lembar jawaban, kulirik perlahan soal itu, dan,“Yes,, mantap soalnya” sambil mengangkat ke dua tanganku mengekspresikan kebahagianku, kulayangkan pandang ke sekitarku, kulihat semua mata sedang tertuju padaku, sembari aku kembali duduk dan mengerjakan soal itu, satu demi satu, tanpa menghiraukan pandangan mereka lagi.Setelah ujian usai, kulangkahkan kakiku meninggalkan ruangan tanpa berbicara sepata katapun, sambil berfikir tentang keadaan ibuku saat ini,“Apa yang adik uda membawa ibu ke rumah sakit belum ya” pikirku dalam hati, sambil terngiang suara yang sudah terbiasa aku dengar,“Woy Bro, maen nyosor ja loe, mentang-mentang soalnya mudah ya” teriak Samuel, sambil memukul bahuku,“Hehehehe, tau aja ya loe Bro” jawabku dengan membalas memukul bahunya,“Oya, ngomong-ngomong thanks ya uda membantuku belajar semalam, lo nggak, mana mungkin gw bisa menyelesaikan ujian tadi” kata Sam dengan tersenyum.“Biasa ja kali Sam, kita kan Sahabat,hehehe, jadi harus saling bantu” jawabku“Oya, habis ni mau kemana rencana loe” tanya Samuel sembari mengutak-atik ponselnya,“Nggak tau, ni Bro, gw lagi bingung” dengan wajah nampak sedih, sambil melangkahkan kaki duduk dikursi dibawah pohon rindang tempat biasa kami nongkrong,“Ehemmm, napa loe Sob? Ada problem ya?” tanya Sam padaku,“Ia ni Sob,Ibu di Kampung sakit lagi, semalam adik gw kasih kabar” jawabku dengan nada sedih,“Sabar ya Bro, kita doain ja bareng-bareng biar IBUmu cepat sembuh” kata Sam, sambil memegang pundakku,“Thanks, ya Sob, loe emak sahabat yang ngerti gw” jawabku dengan sedikit tersenyum“Biasa ja kali, kita kan sahabat jadi saling bantu” jawab Sam, mengulang kata-kataku yang tadi“Hahhaha, nggak ada kata lain kah, taunya ngekor mulu kata-kata gw,,hahah” jawabku“Eh,, siapa, yang ikuti kata-kata loe, kepedean!! oya cari makan yuk” ajak Sam kepadaku,“Emmm, makan? tapi loe traktir gw yo,!!” kataku tanpa malu sedikitpun,“Dasar, muka loe tu gratisan mulu,,hahaha,, ayolah, tapi dimana?” tanya Sam, sambil bediri dari kursi,“Tempat biasa ja Sob, WARNUS” jawabku sambil berdiri pula dari kursi itu,“Okelah” jawab SamKamipun beranjak ke warung tempat biasa kami nongkrong makan, sambil berjalan Samuel terus bertanya apa yang sebenarnya terjadi dengan ibuku, hingga saat ini IBUku sering sakit-sakitan, apa ada hubungannya dengan masalah keluargaku. Banyak hal yang aku ceritkan kepada Samuel, karena Samuel adalah sahabat, yang banyak membantuku selama aku ada di kota ini. ***Kuletakkan tasku diatas meja, setelah pulang makan bersama Sam, sembari membaringkan tubuhku dia atas kasur, tanpa melepas sepatu, kupandangi langit-langit kamarku dan terus berfikir sedang apa adik dan ibuku, ku ambil ponsel di saku celana, lalu jariku beradu diatas keypet ponselku, menulis sebuah pesan buat adikku,“Dik, gemana keadaan IBU? uda dibawah ke rumah saki belum” Sambil menunggu balasan pesan dari adikku, teringat di pikiranku“Loo, ni kan hari senin, hapir lupa gw” Bergegas aku berdiri melepas sepatu, dan menuju ke meja belajarku, sambil menyetel radio kesayangaku di frekuensi 88.9 FM Salah satu station radio favoritku, terdengar suara seorang penyiar yang membuka on air suatu acara,“Ya,selamat siang semua sobat-sobit CBS, ketemu lagi bersama saya Vino dalam acara yang pasti uda loe-loe semua pada nungguin bukan,,haha apa lagi kalau buka acara CBS “Curhat Bareng Sahabat” “Ya,, sekarang Vino, mengajak loe-loe semua yang ingin, curhat tentang apa saja, mengenai masalah orang tua, sahabat, apalagi pacar,,hahahha, bisa via telpon ke Nomor 666787, sekali lagi ke nomor 666787”, Jika saya bertanya Curhat Baren Sahabat, loe-loe menjawab ada ……(nama penelpon) disini” sambil kuikuti kata-kata vino itu, yang sudah aku hafal titik, koma dan penekanan vino pada kalimat itu, bagaimana tidak kata-kata itu tidak perna diganti olehnya,,hahahahha“Ya ada penelpon pertama, gw coba angkat Curhat Bareng Sahabat, dengan siapa disana” tanya Vino dengan gaya hotsnya,“Dengan Vini disini” jawab seorang gadis di seberang telpon.“Ya Vini, kayak nama kembar j kita, gw Vino, loe Vini,,hheheheh” jawab Vino tertawa, dan terdengar tawa juga dari dalam telpon,“hahaha, bisa ja ni, bang mau curhat ni” kata Vini‘Ya, Vini mau curhat apa ni kalau abang boleh tebak pasti soal perasaan hati ia kan?”heheeh“Ya, ko tau??dukun ya?hahahaha justd kidding bang, gw mau curhat, gw lagi suka sama cowok di kampus, ya dia kakak tingkat gw si bang, ya gw uda coba kasih perhatian dan sinyal-sinyal sama dia, tapi dia biasa ja, menurut abang geman ni?” tanya vini dalam telpon,“Ehem,,, gemana ya Vin, yang namanya cinta tu anugerah, nggak juga bisa di paksakan, tapi untuk mendapatkan cinta, emank loe harus punya tindakan, ya tindakan loe uda benar, tapi loe uda perna nyari tau belum Si dia belum punya cewe lain, atau lagi PDKT ma cewe yang lain gitu, mugkin saja perhatianmu tu tidak di lihat oleh pujaanmu, coz dia juga lagi berusaha buat pujaannya,gemana?” seharing Vino kepada Vini,“EHHH, ia juga si bang, kalau Vini liat, kayaknya dia juga suka ma seseorang tu,huff, jadi gw harus gemana ni bang? keluh vini“Abang Cuma bisa kasih saran ni, kamu tetap sabar, dan berteman ja dulu, loh jodoh juga nggak akan kemana-mana ko,hehehe” jawab Vino“Yupzz, ya betul juga bang, makasih ya bang! oya bang boleh minta lagu (ML) nggak bang? pinta Vini“Boleh, lah mau lagu apa ni? Buat siapa? Tanya Vino“Vini mau lagu MERINDU LAGI, dari YOVI N NUNO bang, lagunya buat pujaanku yang di kampus itu bang,,heheeh” pinta Vini“Ok,, ni abang langsung putarin yo, selamat mendengarkan Vin,” jawab Vino“Ok, TKB yang bang” saut Vini kembaliTerputus pembicaran antara Vino dan Vini, seiring terputarnya lagu hasil ML dari Vini, sambil aku dengarkan ternyata lagunya bagus juga, sampai akupun ikut menyanyikan lirik reff lagu itu,Tuhan tolong aku ingin dirinyaRindu padanya, memikirkannyaNamun mengapa saat jatuh cintasayang..sayang,, dia ada yang punya,,Setelah aku bernyanyi, kudengar sayup-sayup bunyi ringtone ponselku di atas kasur, karena suara radioku yang cukup keras mengalahkan deringnya. Kuambil ponselku dan kulirik sms yang masuk, eh ternyata dari Samuel aku fikir balasan dari adikku,huff,“Sob ada dimana ni? ajarin gw lagi donkss, besok kan ujian terakir ni”Belum sempat ku balas terdengar kembali suara Vino dari dalam radio,“Ya,, kembali lagi bersama gw Vino, dalam acar CBS” Curhat Bareng Sahabat” thanks buat loe-loe yang masi tongkrongin kita di 88.9 FM , dan buat loe-loe yang baru gabung, Vino mau kasi tau kebersamaan kita masi lama masi ada 45 menit kedepan. jadi ayo buruan gabung bisa curhat apa saja,, pokoknya vino tampung dech,, bisa gabung di no 666787”“Ya,,,dibelakang Vini, kayangnya ada yang coba gabung ni, halo,,, Curhat Bareng Sahabat, dengan siapa disana??halo,,halo??,,, tut,,,tut,,,,,,, tut…” terdengar sambungan telpon terputus“Ya, terputus,, boleh coba lagi Vino tetap setia menunggu sobat-sobat semua sampai 44 menit kedepan” ajakan Vino, untuk terus mengajak para pendengar dapat berpartisipasi dalam acaranya.Sambil mendengarkan cuap-cuap dari Si Vino, jariku mulai beradu dengan keypet ponselku, mencoba membalas sms dari Samuel,“Gw di kost Sob, Ok. tar malam ja gw tunggu yo, ni lagi nggak bisa di ganggu soalnya,heheheh” Kembali telingaku konsen mendengar suara dari Vino, yang mulai menyinggung namaku,“Ehemmm,, kayaknya ada suara yang belum aku dengar ni?? ya buat Yanus,, mana ni,,, biasa ikutan,,hehehe Vino tunggu yo Yan” Sapaan Vino dalam radio, sempat buat aku merasa aneh mendegarnya,,hahahaah! tak ada niat sebenarya aku untuk menelpon, namun kucoba untuk sekedar ML dari Bang Vino, ku coba dan terus kucoba, tetapi susah masuknya,, hingga kudengar suara,“Ya, ada yang gabung, halo,,, Curhat Bareng Sahabat, siapa disana? sapa Vino dalam telepon“Dengan Vani disini Bang” saut suara seorang wanita dari seberang telpon,“Ya, Vani ada yang bisa abang bantu, mau cerita apa ni? sapa vino,“Gini bang aku mau cerita ja ni, mudahan di dengar ma sahabatku,, kami dulu berteman lama dari kecil bang, tapi dia tiba-tiba menghilang, dengat-dengar dia pindah rumah entah dimana, Vani uda coba cari tapi nggak pernah ketemu ni bang,” cerita Vani kepada Vino,“Oh,, wah sedih ya, Van kehilangan sahabat kecil? jawab bang Vino“Ia ni bang,hiksss…hikssssss…. mudah-mudahan aja dia dengar radio ini bang” kembali Vani bercerita dengan sedikit nada yang sedih,,“Ya Abang juga berharap begitu, oya misalnya ni sahabat kamu lagi dengar acara CBS, kira-kira apa yang Vani ingin bilang?” shering Vino kepada Vani“Gw mau bilang ,,, Ren,, lo kemana si? ko pergi nggak bilang-bilang gw,,hikss,,hikssss, apa gw punya salah ma loe, tapi kenapa loe nggak bilang ma gw? gw uda berusaha cari-cari loe, tapi nggak pernah ketemu, satu yang gw mau bilang ke loe,, sampai kapanpun loe tetap akan jadi sahabat terbaik gw,,,,hiksss..hiksss,, pesan Vina kepada sahabatnya di telepon, dengan nada isak tangis yang membuat saya pun sedikit terbawah suasana,“Uda Vani?” tanya BangVino“Ya,,bang,, oya Vani bisa ML nggak bang? pinta Vani“EHmm bisa donkss, mau lagu apa ni? saut Vino“Vani mau lagunya ST12 yang SAHABATKU bang, lagu special buat sahabat aku Reni yang entah dimana” pinta Vani“Ok,, ni abang langsung putarin yo,, mudahan si” Reninya dengar, TKB ya Van” jawab Vino“Ok, TKB balik bang”,, tut.tut…..tut……....Terputus pula pembicaraan Vani dan Vino sambil terdengar lagu yang telah di ML olah Vani,, eh,,,, lagu bagus ni pikirku, karena merupakan salasatu lagu favoritku kalau lagi ingat sahabat-sahabat. Sambil terbaring di tempat tidur aku menikmati lagu itu, kemudian ponselku kembali berdering, yang menandakan ada pesan yang masuk, kubuka pesan itu tenyata sms yang aku tunggu-tunggu dari adikku,“Kak, IBU sudah dirumah sakit ni, Ibu menderita Ginjal, dan tekanan darah Ibu tinggi, kata dokter IBU harus dirawat Inap, soalnya IBU sering pingsan-pingsan tiba-tiba”Perasaanku begitu terpukul setelah membaca sms dari adikku, tak ada lagi yang bisa aku pikirkan hanya bayang-bayang IBUku yang terbaring di rumah sakit yang coba ku gambarkan dengan imajinaziku, ia terbaring dengan tubuh yang lemah tak berdaya mencoba bertahan menahan semua penyakit, dengan suntikan tali inpus yang harus terpasang di tangannya, yang akan memnemaninya selama berada di rumah sakit, serta menahan cobaan dan masalah yang di hadapinya. Seakan tak mau kalah, suara Bang Vino dalam radio terus bebicara membuyar imajinaziku,“Ehmmmn buat loe-loe yang masi pengen gabung, waktu kebersaam kita masi 25 menit kedepan,, di belakan Vani, masi Bang Vino tunggu” Ku ambil ponselku, dan kuhubungi 666787, ya nomor acara bang Vino,“Ya,, ada yang gabung, dibelakang Vani, gw sapa dulu, halo,,, Curhat Bareng Sahabat, dengan siapa disana?” terdengar suara Bang Vino dari dalam ponselku.Dengan nada sedih aku menjawab, “Ya.. Dengan Yan Disini bang”“Ehmm, akhirnya loe gabung juga bro, pengen cerita apa ni? kayaknya dari nada bicaranya ada masalah besar ya??” Jawab Bang Vino mencoba menerjemah nada suaraku yang seakan penuh dengan masala,“Ya,, ni bang, Yan lagi sedih, tadi baru dapat sms dari adik di kampung, katannya Ibu lagi sakit Keras,hiksss,,hiksss” Sautku menjawab pertanyaan bang Vino“Yang sabar ya Yan, Kenapa loe nggak pulang langsung ke kampung? saran bang Vino kepadaku“Besok Yan, masi harus ujian satu mata kulia lagi bang, kasian adik gw sendiri disana” sharingku kepada bang Vino“Lo,,, emank Ayahmu kemana??” tanya bang Vinotut,,,,,,tut,,,,tut,,,,,,,Terdengar kembali suara bang Vino dari dalam Radio,“Ya, terputus, padahal kayak Yan punya masalah yang berat baginya, bang Vino masi tetap menunggu buat Yan gabung kembali, dan sobat dan sobit CBS dukung doa dech semoga IBU Yan cepat sembuh”Kututup ponselku, mendegar pertanyaan bang Vino, dengan merintih dalam hati aku menangis mengingat raut wajah IBUku. Yang dahulu begitu tegar meghadapi setiap masalah yang dihadapi, tapi entah mengapa setelah suatu kejadian, membuat ibu seperti tak menahan kuasa menghadapi setiap apa yang ada di hadapannya, hingga penyakitpun degan mudah berkuasa dalam tubuhnya, pikirku mungkin karena IBU terlalu banyak pikiran.Dalam isak tangisku, kucoba mengetik pesan buat Bang Vino,“Sorry Bang, Gw g bisa jawab pertanyaan abang di CBS, oya dari pesan ini gw minta lagunya BUNDA dari POTRET lagunya Yan bungkus dan ikat rapi sepecial buat IBUku di kampung, di puterin ya bang”Kudengar suara bang Vino menanggapi smsku,“ehem,,, kayanknya si Yan, belum bisa curhat ni,,, ya udah kayaknya kebersamman kita suda di penghujung acara, ni gw puter lagu yang dia ML Yan dari SMS yang berjudul BUNDA dari POTRET lagunya di bungkus dan diikat rapi buat IBUnya yang sedang sakit. OK,, buat Sobat-sobit semua, thanks uda tetap tongkrongin acara CBS , KEEP SMILE N BE STRONG, GBU” Kudengar pesan terakir Bang Vino menutup acara CBS, diiringi lagu yang aku ML, kuhayati setiap lirik lagu yang ada, tak tahan aku menahan air mata, setiap mengingat setiap apa yang telah dilakukan IBUku padaku. Kuhela nafas panjang dan kunikmati lagu itu hingga aku terlelap tertidur di atas kasur di temani bantal gulingku.“Tok…..Tok..Tok…. “ Kudengar terngiang-ngian di telingaku suara ketukan dari balik pintu kost, namun tak kuhiraukan hal itu, pikirku pasti Cuma teman kamar sebelah yang pengen minjam sandal jepit. “Pakai ja, nggak usa minjam”, teriakku dari dalam kost sembari aku berusaha kembali tidur terlelap. Kemudian kudengar ketukan lebih keras dan suara,“To….Tok…Tokkk…., Woy Bro,,,, gw ni” “Siapa si,masa Sam kan gw uda suruh datang malam, ko jam segini uda datang” pikirku dalam hati, sambil beranjak dari tempat tidur dan melangkah ke arah pintu, hendak membukanya,“Ya,, tunggu sebentar” teriakku dari dalam kost, membalas terikan seseorang, sambil membuka pintu,“Astaga Bro, loe baru bangun tidur?” Jawab Samuel kepadaku dengan menggeleng-gelengkan kepalanya,“Ya ni Sob, hoooammmm” jawabku, sampil mengepalkan tangan dengan menganggkatnya, ya gaya khas orang baru bangun tidur,“Mang loe tidur jam berapa? baru bangun jam 19.30 Ini?” kata Samuel memperlihatkan jam di tangannya“Ha????? jam 19:30” Tersentak aku kaget, sembari menatap keluar, sepi gelap malam memandangku, kutatap bulan yang pada saat itu terang rembulan tersenyum seakan menertawakanku,“Astaga, yasuda masuk bro, loe belajar bentar dulu, gw mau mandi’ sambil menutup pintu kost lalu masuk mengambil handuk dan menuju kamar mandi, ***Seusai mandi bergegas aku memakai pakaianku, dan menuju meja belajarku ingin mengambil buku sembari bertanya kepada Samuel,“Bro, gw pengen nanya ni boleh nggak”“Boleh Sob, mau nanya apa ni? yang penting loe jangan nanya mata kulia Kimia Fisika ya, sama bodohnya kita,,hahah” jawab Samuel“Bukan masalah kulia Bro” Kataku, dengan sedikit perasaan canggung“Trus” jawab Samuel, dengan wajah yang binggung menanggapi pertanyaanku, di raut wajahnya seakan menanti pertanyaan yang akan membunuhnya, karena tak bisa menjawab.“Menurut loe, jika ada ni seoarang Ayah yang tega ninggalin istri dan anaknya bertahun-tahun, dengan suatu alasan yang sangat menyakitkan, kira-kira hal apa yang bisa dilakukan Sang anak buat IBUnya” tanyaku dengan penuh harapan akan jawaban Samuel,“Menurut gw ya Sob, kalau anaknya gw (cowok), gw akan berusaha nyari bapak gw, terus bertanya di depan mukanya, “APA SALAHKU DAN IBUKU” jawab Samuel dengan berdiri memperagakan ucapannya dengan penuh emosi,“Hahahaha, bisa aja loe Bro, Yasudah kita mulai j pelajarannya” kataku sambil membuka, bahan-bahan pelajaran hasil seleksiku yang aku terka akan keluar esok hari di atas lembar soal ujian,“Ayolah” jawab Samuel, sembari duduk kembali di atas kasur dan menarik bantal dan di taruh di pangkuannya menjadi tumpuhan buku dan tanggannya. Belajarpun kami lakukan, dengan sesekali dihinggapi kecerian tawa kami, sembil mengingat-ingat hal lucu yang pernah kami lakukan di kampus, apa lagi tentang masalah cinta. Tak lama kami belajar, kutatap sayup mata-mata Samuel mulai mengantuk seiring habisnya bahan belajar kami,“Woy Bro, mat loe tinggal berapa watt tu,hahaha” tegurku sambil menertawakan raut wajah Samuel yang mengantuk,“Ia ni Sob uda nggak kuat” jawab Samuel“Ya udahan ja yo, uda ngerti kan? trus u mau nginap or pulang ni? “ tanyaku kepada Samuel“Ya Sob, udahan ja, uda ngerti ko, gw mau pulang ja yo,, tadi belum pamit ma orang rumah” jawab Samuel, sambil mebereskan semua buku-bukunya dan melangkah ke arah pintu, “Okelah jawabku” sambil mengikuti langkah Samuel ke arah pintu.“Gw deluan Ya Bro” pamit Samuel, sambil melangkahkan kakinya meninggalkan kostku, yang rumahnya tidak cukup jauh dari kostku“Ok, hati-hati ya” Sautku kepada Samuel, sambil kulihat langkah Samuel, hilang dikejahuan sana, tertutup olah gelapnya malam. Kulangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar, sambil menutup pintu, mencoba merapikan buku-bukuku yang masih beratakan usai belajar. Tersentak kembali aku teringat akan IBU dan adikku, kuambil ponselku dan menelpon adikku,“Halo” tanyaku dalam telepon“Halo kak” jawab adikku di seberang telepon“Lagi apa dik, gemana keadaan IBU” tanyaku cemas“IBU lagi berbaring ja kak, dari tadi nanya kakak” jawab adikku“Kakak bisa bicara ma IBU dek” pintaku kepada adikku,“Bisa, bentar ya kak” jawab adikku, dalam hati apa yang ingin aku tanyakan kepada IBUku,“Halo Nak” terdengar suara IBUku yang lemas seakan tak berdaya“Halo Bu’, Gemana keadaa IBU sekarang?” tanyaku dengan penuh cemas,“Nggak apa-apa ko nak, Cuma kuran tidur” jawab IBUku, mencoba menutupi semua yang ada, supaya aku tidak merasa khawatir,“Puji Tuhan” Jawabku, membangkitkan semangat IBUku,“Oya, gemana kuliamu nak, lancar-lancar aja kan?” tanya IBUku“Ia, Bu,, besok ujian terakir doakan ya Bu! oya besok Yan pulang Bu”? kataku kepada IBU“Lo, ngapain pulang nak, IBU nggak apa-apa ko nak, kamu kulia yang benar ja disitu!” jawab IBU mencegahku supaya pulang, yang aku pikir pasti IBU mencoba angar aku tidak melihat kondisi IBU saat ini,“Nggak, apa-apa bu, besok juga ujian terakhir ko, jadi aku bisa pulang, to Yan uda lama nggak pulang, kangen ketemu IBU dn adik” jawabku“Yaudah kalu gitu, kamu hati-hati besok ya nak” jawab ibu, sembari diiringi rasa batuknya…“OK, yaudah IBU banyak istirahat ya, jangan lupa berdoa dan minum obat’ jawabku kepada IBU, kutunggu suara IBU namaun tak kudengar lagi,“IBU,….???IBU……???? panggilku, rasa panik mulai menghantui perasaanku, tiba-tiba terdengar suara tangisan dari adikku di dalam telpon,“Kak, IBU pingsan lagi,hiksss..hiksss” kata adikku,“Ya uda kamu cepat panggil suster dan rawat ibu serta kasi kabar kakak sebentar ya, soalnya kakak mana mungki ke kampung jam segini dek!” kataku memberi saran kepada adikku dengan perasaan yang kalut,“Ok,,,K!” Tu,,,tuttt,tutt,, kudengar adikku memutuskan teleponKubaringkan tubuhku diatas kasur, Rasa kalut, panik, serta sedih terus menghantuiku, tak urung air mata mulai membasahi pipiku, dengan sesekali rasa takut kalau-kalau IBUku meninggal disaat aku tidak bersamanya. “huss, jangan berfikir yang nggak-nggak Yan” pikirku,,, mencoba menenangkan diriku sendiri dalam hati, ku coba mengambil dompet di dalam sakuku, kubuka dan kupandang foto IBUku yang penuh senyum memandangku, seakan berkata,“IBU nggak apa-apa nak”kembali ada harapan dari dalam hatiku, kulepas foto IBU dalam dompetku, kucium dengan penuh kasih walau hanya sebuah foto, kemudian kutaruh diatas dadaku,, sambil kupadang langit-langit kamarku dan berdoa kepadaNYA?”“Ya TUHAN sembuhkanlah IBUku, biarkan aku dapat memberikakn sesuatu kepada IBUku dahulu, karena aku tau setiap hambaMu akan kembali padaMu, tapi jangan sekarang Kau panggil IBUku sekarang, AMIN”setelah berdoa, tak ada lagi yang ada dipikiranku,, mataku mulai tertutup, aku hanya berharap dapat bemimpi bertemu dengan IBUku malam ini.Keesokan harinya kulangkahkan kakiku menuju kampus, sembari masi teringat jelas dipikiranlu kejadian semalam, tapi kucoba untuk tetap konsentrasi menghadapi ujian hari ini. Ku dengar suara menyapaku,“Hay k” kata seorang mahasiswi dari belakangku, kuberbalik dan melihatnya,‘Hay juga dek” jawabku kepada seorang adik tingkatku bernama Selvi,“Ada ujian apa k’ hari ini?” Tanya Selvi kepadaku“Ehmm ujian Kimia Organik de’!” jawabku sembari berjalan menaiki tangga yang ada di kampus“Oh,, ya uda selamat ujian ya k’” pesan Selvi padaku“OK, makasih de’ ‘Jawabku sembari berlari ke ruang ujian, karena kulihat pengawas telah mendahuluiku ke ruangan. Kuikuti ujian dengan berharap kejadian semalam tidak merusak konsentrasiku. ***Ujian pun usai, kulangkahkan kakiku dengan cepat meninggalkan kampus menuju parkiran, kuhidupka motorku dan melaju cepat ke arah kostku, sepanjang jalan dalam pikirku, “Aku harus cepat pulang ke kampung”. Sesampainya aku di kost, ku siapkan semua keperluan yang aku bawah. Disela-selah kusiapkan yang akan kubawah, ku dengar ponselku berdering, lalu ku angkat, “Halo” jawabku, sembari menyusun pakaian dalam ranselku“Loe diman Sob” tanya Samuel padakau“Gw lagi buru-buru tadi, gw mau pulang kawan, IBU sakit keras” jawabku dengan suara tergesa-gesa,,“Oh,, ma siapa?? naik apa?” Tanya Samuel dengan panik pula,“Sendiri Sob, naik motor” jawabku“Oh, gw boleh ikut nggak, takut loe kenapa-napa di jalan” tawaran Samuel kepadaku“Okelah,, loe siap-siap, buruan ya,, tar gw mampir ambil loe” pintaku“Ok” tut,,tut,,,, kataku sembari meletakkan ponselku kembali, dan menyusun semua yang masi kurang ke dalam ranselku,setelah selesai dengan kecepatan tinggi kulangkahkan kakiku keluar kost, dan mengunci dengan rapapintu kost, dan menaiki sepeda motorku melaju ke arah rumah Samuel, setibanya di rumah Samuel,“Titttttttttt,,,,,,,,,,,,,,tittttttttttttttttttttttttt.” kubunyikan kelakson memanggil Samuel yang belum tampak dari luar rumahnya“Ya,, sebentar “ kata Samuel sambil kulihat ia berlari dari dalam rumahnya dan berteriak,“Bu’ Sam berangkat dulu ya” pamit Sam kepada IbunyaKulajukan sepeda motorku dengan kecepatan tinggi ke arah utara kira-kira sejauh 450 Km jauhnya jarak Kota dengan Kampungku, sepanjang jalan ku ceritankan masalah keluargaku kepada Samuel, dimana Ayahku meninggalkan kami, semenjak 4 tahun yang lalu, pergi dengan wanita lain, dengan perasaan yang begitu sedih aku menceritakan semuanya, bahwa selama ini itu ibuku kuat dan tabah menghadapi semua masalah yang ada, memenuhi segala keperluanku dan adikku untuk bersekolah, hingga aku di kuliahkannya, dahulu urung niatku untuk kulia, karena ku ingin bekerja membantu ibuku, apa daya, kutatap wajah ibuku yang penuh harap agar aku kelak dapat merubah nasib keluargaku. Sesekali kutatap wajah Samuel dari spion motorku,, matannya berkaca-kaca mendegar seluruh ceritaku, kupandangi dan kulihat air mata haru mulai menetes….!! dalam pikirku, “Kau sahabatku, yang mau merasakan apa yang aku rasakan”, tersentak aku kaget ketika mendegar Samuel berkata,“Wow,,, brow indah sekali Sawah di kaki bukit itu” Dengan usaha, agar aku berhenti bercerita, karena tak ingin aku larut dalam kesedihan,“Kupandangi sawah itu dan berkata.”Ah itu ma biasa j, hari-hari juga aku lihat, hahaha”Kupandangi wajah Samuel yang mulai tersenyum, sepanjang jalan Samuel berusaha berubah menjadi humoris kelas tinggi, ya yang aku tau dia tidak ingin melihat aku bersedih.Setelah sekian lama perjalanan, tampak kampungku dari atas bukit,“Bro, liat itu rumah gw” seruku “Yang mana Sob” jawab Samuel“Itu, yang atapnya bewarnah merah” Oh ia Sob aku lihat jawab Samuel,“Tapi kita langsung kerumah sakit j ya bro,,sekitar setegah jam lagi, soalnya berada didaerah kantor Desa” kataku kepada Samuel“Okelah” jawab samuelKulaujukan lebih motorku, dengan perasaan penuh harapan yang terbaik dengan IBUku dengan kedatanganku, dalam benak masi ada perasaan takut aku kehilanga IBUku. Kupandang dari kejahuan Rumah sakit tempat Ibuku berada, kupercepat laju sepeda motorku dan kuparkir dengan rapi, dan berlari menuju Recepcionis rumah sakit, kulihat seorang suster berdiri lengkap dengan seragam kerjanya, ke dekati dan aku sapa,“Selamat siang Sus” tanyaku“Ia, ada yang bisa saya bantu” tanya suster itu kepadaku“Saya mau tanya, Ibu saya dirawat di rumah sakit ini, atas nama IBU Ribka, ada di ruang apa y?? tanyaku dengan rasa penuh cemas,“Bentar ya dek, saya carikan” kata suster itu, sambil kupandang suster itu mulai membuka buku-buku pasien yang ada di meja kerjanya,“Oh, Ibu adik ada di kamar NO.77” jawab suster itu,“Oke, terima kasih Sus’ jawabku sembari berlari menuju kamar No.77 tanpa menghiraukan lagi kalau aku datang tidak sendiri, tetapi dengan sahabatku Samuel. kulirik setiap no yang ada di depan pintu,“75, 76,, yah itu 77” kataku dengan perasaan was-was kulangkahkan kakiku ke arah pintu, ku dengar suara isak tangis adikku, dalam pikirku“Tidak, apa yang aku takutkan terjadi?”Kupandang ke dalam kamar itu, berdiri seorang Dokter, adiku dan suster yang menutup wajah ibuku dengan sarung rumah sakit, dan kudengar suara dokter itu kepada adikku,“Maaf dik, kami sudah berusaha, tapi Tuhan berkehendak yang lain”Tersentak pikiranku kalut, sedih, dan tak terima semua yang ada’“Tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkkk,, IBU kenapa IBU meninggalkanku” teriakku dengan keras sambil menitihkan air mata, dan berlari mendekat jasad Ibuku, tak urung aku menangis dan menitihakan air mataku, kupeluk jasad IBUku, dan kurasakan sentuhan tangan Samuel, di kepalaku, serasa berusaha membuatku tersadar bahwa semuanya telah diatur yang di ATAS. Kuangkat kepalaku dan kubuka sarung penutup, kupandang wajah IBUku, keriput dan kakuh yang dahulunya putih kesat, dan penuh keceriaan setiap aku memandangnya. Tak kuasa aku menahan tangis, kupandangi adikku yang terbaring pingsan tak kuasa menerima semua yang terjadi, kulihat suster rumah sakit berusaha menyadarka adikku. Kudengar suara di telinggaku,“SOB DIA PAHLAWANMU bukan?” kata Samuel di telingaku“Kupandang wajah Samuel, dan kupeluk dan berkata”“Thankss Sob, lo benar-benar sahabat gw” kataku sambil menitihkan air mataSekali lagi kupandang wajah IBUku, kemudian aku tersenyum, kuliahat serasa ada senyuman di raut wajah IBUku yang Ingin berkata,“Nak, teruskan perjuanganku buat kau dan adikmu”Kumendekat kearah wajah Ibuku kucium dengan penuh jawaban,‘Yah, IBU akan kuteruskan perjuanganmu, karena aku tau dalam hidupku kau adalah PAHLAWAN WANITAKU”. TAMAT


| Print Cerpen
Posting cerpen by:
ZIAH
Total cerpen di baca: 10
Total kata dlm cerpen: 2028
Tanggal cerpen diinput: 19 Dec 2010 Jam cerpen diinput: 4:14 PM
0 Komentar cerpen
Nabila dan Laras adalah sahabat dekat, dimana ada Laras pasti di situ ada Nabila, begitupun sebaliknya.Mereka berdua sangat akrab, mereka juga punya sahabat lain namanya Warni, kebetulan Nabila duduk sebangku sama Warni, sedangkan Laras duduk tepat di belakang keduanya, gak heran, kemana- mana mereka selalu bertiga.Saat jam istirahat, mereka bertiga makan di kantin, mereka pun ngobrol tentang masuk SMA nanti, ya mereka bertiga sekarang duduk di bangku kelas 3 SMP, hanya tinggal menghitung hari mereka akan ujian UAN. Hari yang ditunggu- tunggu pun tiba, pengumuman kelulusan untuk siswa SMP, mereka semua Lulus, semua siswa bergembira, gak terkecuali 3 sahabat itu, tapi kesedihan mulai muncul saat Warni bilang dia gak kan satu sekolah lagi sama kedua sahabatnya.”Kenapa sich warni?emang kamu gak mau bareng kita lagi?”Tanya Nabila.”Bukan begitu Bil,tapi aku memang harus pindah, aku ingin melanjutkan ke SMK supaya nanti aku bisa langsung bekerja, aku harus membantu orang tua ku,kalau aku masuk ke SMA, mau tidak mau aku harus melanjutkan ke kuliah, orang tua ku gak kan sanggup membiayai aku, belum lagi aku punya 2 adik yang masih sekolah, mereka lebih banyak butuh biaya dari pada aku.” Ujar Warni.”Ya udah, gak apa- apa koq Warni, kami mengerti, iya kan Nabila?”Tanya Laras, Nabila hanya mengangguk lemah, dia sedih karena gak bisa sama- sama lagi sama sahabat nya itu.Hari ini adalah hari perdana mereka memakai seragam putih abu- abu, Ya Laras dan Nabila masuk ke SMA yang sama, mereka janji nanti bakal duduk sebangku, tapi kenyataan berkata lain, Bapak kepala sekolah mengumumkan bahwa siswa akan di bagi dalam 2 kelompok kelas yaitu kelas A dan B, dan ini adalah awal perpisahan Nabila dan Laras, Nabila masuk di kelas A, sedangakn Laras masuk ke kelas B,”Nabila, maaf ya kita gak bisa bareng, kamu gak sedih kan?”Tanya Laras. “Mau gimana lagi Ras?kamu janji ya kita bakal terus sama- sama walaupun nanti kita dapat teman- teman baru.”ujar Nabila.”Duh, sampai segitunya sich, kita kan Cuma beda kelas, lagi pula kelas kita kan bersebelahan, kita kan juga mesti berbaur dan bergaul  dengan teman- teman baru kita, iya kan?”Tanya Laras, Nabila hanya mengangguk sambil masuk ke kelas mereka masing- masing. Tidak terasa Setahun sudah mereka bersama,hari ini Nabila dan Laras naik ke kelas 2, walaupun masih beda kelas tapi itu bukan masalah buat keduanya, karena mereka masih bisa bersama, mereka masih pergi dan pulang bareng, naik angkot bareng, ke kantin bareng, semua masih terasa menyenangkan untuk kedua sahabat itu. Tapi kejadian itu gak berlangsung lama, di kelas yang baru, Laras duduk sebangku dengan Yuni, sejak saat itu waktu Laras banyak di habiskan bareng Yuni, begitu pun dengan Nabila, Nabila lebih dekat dengan teman- teman barunya.Saat jam istirahat tiba, Nabila pergi ke kelas Laras, karena semenjak naik kelas 2,waktu Laras memang banyak di habiskannya buat membaca buku, kadang pun Laras pergi ke perpustakaan, tadinya sich Nabila memaklumi, wajar aja semua juga ingin jadi murid yang pintar, jadi wajar kalau waktu Laras banyak di pakai di perpustakaan.Seperti hari ini, Nabila datang ke kelas Laras, disana Nabila hanya melihat Yuni teman sebangkunya Laras,”Hai Yun, gak ke kantin?”Tanya Nabila.”Enggak Bil, aku bawa makanan hari ini.”ujar Yuni.”Ngomong- ngomong Laras mana?dia ke perpustakaan lagi?”Tanya Nabila.”Iya, seperti biasa, tapi dia gak sendirian di sana, dia sama Vino.”ujar yuni.”Vino?Koq bisa? Mereka kan gak dekat?”Tanya Nabila.”Loh, kamu belom tahu ya Bil?”Tanya Yuni.”Tahu apa sich Yun?Emang ada apa antara Laras dan Vino?”Tanya Nabila.”Mereka berdua kan pacaran, kalo gak salah udah sebulan ini dech kayaknya.”ujar Yuni.”Yang bener Yun?Laras gak pernah cerita tuh sama aku.”ujar Nabila.”Masa sich?dia cerita loh sama aku, masa’ dia gak cerita sama kamu Bil? Secara kamu sahabatnya gitu.”Tanya Yuni, “entah lah Yun, ntar dech aku tanyain ke dia. Oh ya Yun, nanti bilang sama Laras aku ke sini ya.”ujar Nabila, “Beres, ntar aku sampein.”ujar Yuni.Saat jam pulang sekolah, Nabila menunggu Laras di depan gerbang sekolah, tapi sampai sekolah udah kosong, Nabila masih gak melihat batang hidungnya Laras, Nabila pun menelepon ke HP nya laras.”Halo, Laras.Kamu di mana sich?Aku nungguin kamu nich di gerbang sekolah.”Ujar Nabila.”Sorry Nab, Aku lagi di jalan nich mau pulang.”Ujar Laras.”Loh, kamu gimana sich, kita kan udah janji bakal pulang bareng, aku udah nunggu kamu setengah jam nich, eh.. kamu nya malah udah pulang, emang kamu pulang sama siapa?”Tanya Nabila,”Ehm… aku… aku pulang sama……”Tut..Tut..Tut.. pembicaraan mereka terputus.Kejadian itu berlangsung selama seminggu, dan udah satu minggu pula Nabila dan Laras gak pernah ketemu, setiap mau ketemu Laras, Laras hanya bilang dia lagi sibuk, saat Nabila tanya “lagi sibuk apa?”, Laras gak pernah memberitahu alasannya.Nabila mulai curiga sama Laras, Nabila mulai merasa kalau Laras  menjauhinya.Nabila pun mendatangi Yuni di kelasnya, “Yun, aku mau bicara sama kamu.” Ujar Laras. “Mau bicara apa? Penting ya? Pasti soal Laras.”Ujar Yuni.”Iya Yun, ini tentang Laras, “ujar Nabila.”Emang ada apa sich?” Tanya Yuni.”Yuni, Laras pernah cerita apa sama kamu tentang aku?”Tanya Nabila.”Maksud kamu?”Tanya Yuni.”Ya.. ngomong apa gitu, mungkin dia punya masalah yang gak bisa di ceritain ke aku,please Yun cerita ke aku dong.”Ujar Nabila.”Suerrr Nab, aku gak tahu apa- apa, Laras gak pernah cerita apa- apa ke aku, apalagi soal kamu, emang kalian ada masalah?”Tanya Yuni.”Itulah yun… Aku gak tahu, setahu aku sich kita gak punya masalah apa- apa, biasanya kalau ada masalah, Laras selalu cerita ke aku, bahkan Laras juga gak pernah kasih tahu aku, kalau dia pacaran sama Vino.”Ujar Nabila.Hari ini saat jam istirahat ,Nabila melihat Laras jalan menuju ke perpustakaan,”Laras……”panggil Nabila, Laras menoleh, “Ada apa Bil?aku mau ke perpustakaan dulu.”Ujar Laras.”Aku mau bicara sama kamu.”Ujar Nabila.”Emang mau ngomongin apa sich?aku lagi sibuk nich..”ujar Laras.”Sibuk apa sich?ke perpustakaan mau baca buku atau mau ketemu Vino?’’ Tanya Nabila.”Apaan sich, kamu?”Tanya Laras sewot.”Kamu kenapa sich Laras?emang aku salah apa sama kamu? Kayaknya sekarang kamu jadi orang sibuk ya, sulit banget rasanya mau jumpa sama kamu.”Ujar Nabila, Laras tidak mengacuhkan Nabila, dia langsung pergi ke perpustakaan.Sejak saat itu, hubungan kedua sahabat itu renggang.Nabila mulai asyik dengan teman- teman nya, tadinya sich Nabila gak mau seperti ini, tapi karena sikap Laras seperti itu padanya, akhirnya Nabila mulai mengurangi aktivitas nya bergaul sama Laras.Hampir setiap hari Laras selalu melewati kelas Nabila kalau mau ke perpustakaan, Nabila hanya bisa melihat Laras dari jauh sekarang.”Kamu masih sahabat ku kan Laras? Kenapa sekarang kamu gak pernah perduli sama aku lagi?”Tanya Nabila dalam hati. Tapi pertanyaan itu gak bisa di jawab oleh Nabila, karena yang mampu menjawab pertanyaan itu hanya Laras sahabat Nabila.“Laras, kapan kamu punya waktu sama aku?aku mau ngomong penting sama kamu.”Ujar Nabila saat dia melihat Laras duduk di kantin bareng Vino.”Emangnya kamu mau ngomong apa?”Tanya Laras.”Aku mau bicara soal kita, sebagai sahabat.kapan kamu punya waktu?”Tanya Nabila.”Ehmmm… gimana ya aku sibuk, kapan- kapan aja ya?”Ujar Laras.”Kamu sibuk apa sich?”Tanya Nabila, tapi Laras hanya tersenyum, Nabila semakin tidak mengerti dengan tingkah sahabatnya itu.Nabila benar- benar geram dengan sahabatnya itu, Sekarang Nabila lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman- temannya, dia sudah tidak perduli lagi sama sahabatnya itu, saat Nabila melewati Laras, Nabila mulai menyindir Laras,”Duh… yang lagi sibuk pacaran…”Ujar Nabila, Laras hanya tersenyum, mungkin dia gak mengerti kalau Nabila sedang menyindirnya.Hari ini, Nabila mendatangi Laras di kelasnya. “Laras, aku pengen bicara sama kamu. Kalau kamu lagi sibuk, aku akan tunggu sampai kamu gak sibuk lagi. Tapi kalau kamu tetap gak bisa ya udah, aku juga punya kesibukan yang lain, bukan kamu aja yang bisa sibuk.”Ujar Nabila sambil berlalu meninggalkan Laras, Yuni, dan Vino, Laras tercengang melihat tingkah sahabatnya itu.Hari ini giliran Laras yang mencari Nabila, tapi Laras gak menemukan Nabila, Laras pun bertanya sama teman sebangkunya Nabila,”Dian, mana Nabila?”Tanya Laras.”Loh kamu gak tahu, udah 2 hari ini, dia gak datang, kan Nabila sakit.”Ujar Dian teman sebangku Nabila.”Apa? Nabila sakit? Koq dia gak kabarin aku sich?”Tanya Laras.”Aku gak tahu, kamu pun aneh, masa’ sahabat kamu sakit, kamu gak tahu sich?kamu sahabatnya bukan?”Tanya Dian.DEG…rasanya hati Laras sakit mendengar kata- kata Dian. “Aku bukan sahabat yang baik.”batin Laras.“Assalamu’alaikum, Nabila…” Laras sudah sampai di rumah Nabila.”Wa’alaikum salam, eh Laras, apa kabar?udah lama kamu gak main ke sini.”Ujar Ibunya Nabila.”Maaf tante, karena kami beda kelas, jadi Laras jarang dech main ke sini, lagi banyak tugas tante…”ujar Laras.”oh.. gitu ya, pantas aja, biasanya hampir tiap malam kalian telepon- teleponan,sekarang udah jarang, Nabila juga bilang kamu sibuk, ya udah langsung ke kamar nya aja.”ujar Ibu nya Nabila.Laras pun langsung ke kamarnya Nabila.“Nabila,”panggil Laras.Nabila menoleh, dia terkejut melihat sahabatnya yang “HILANG” kini datang menjenguknya.”Laras, ini kamu Laras sahabat ku?”Tanya Nabila gak percaya.”Ih.. Kamu lebay banget sich?”Tanya Laras.”Bukan lebay, tapi aku seperti bertemu dengan sahabat yang udah lama hilang.”ujar Nabila. “Nabila, maafin aku ya?selama ini aku terkesan lebih banyak cuekin kamu.Maafin aku, aku juga sering bicara ketus ke kamu, maafin aku ya?”ujar Laras. “Iya, aku udah maafin kamu koq, kamu kan sahabat ku, aku mau kamu janji, kamu jangan gitu lagi ke aku, biar gimanapun kita sahabat dari SMP, aku mau hubungan kita gak berubah sebagai sahabat, jangan cuekin aku lagi ya?janji?”Tanya Nabila.”Iya, aku janji, aku gak bakal cuekin kamu lagi, maaf juga karena aku udah merahasiakan hubungan aku dengan Vino sama kamu, aku dengan Vino sekarang pacaran, hubungan kita udah hampir 6 bulan,”Ujar Laras.”Iya aku tahu koq.”ujar Nabila. “Kamu tahu dari mana?”Tanya Laras.”Aku tahu dari Yuni, dia yang cerita sama aku, pantas kamu sekarang lebih dekat sama Vino dari pada sama aku sahabat kamu sendiri. Aku juga minta maaf kemarin pernah menyindir kamu waktu aku bilang sama teman- temanku kamu itu Miss Sibuk”ujar Nabila.”Gak apa- apa. Aku emang pantas dapat gelar itu, tapi aku janji mulai sekarang aku gak akan cuekin kamu lagi sebagai sahabat ku, kamu dukung hubungan ku sama Vino kan?”Tanya Laras.”Iya, aku akan dukung hubungan kamu sama Vino, selama kamu masih menghargai aku sebagai sahabat kamu.Jangan sampai aku minta kamu memilih antara Persahabatan dan Cinta.ngomong- ngomong, kalo aku Tanya seperti itu ke kamu kamu bakal pilih yang mana?”Tanya Nabila. “Tanya apa?”ujar Laras, “Kamu pilih persahabatan kita, atau cinta kamu?”Tanya Nabila, “Aku.. akan pilih kedua nya.”ujar Laras.”Gak bisa gitu dong, pilih salah satu, sahabat atau cinta?”Tanya Nabila.”Ehmmmm……. aku pilih…. Persahabatan, persahabatan kita jauh lebih penting iya kan?”Ujar Laras, Nabila mengangguk sambil tersenyum.”Terimakasih sahabat ku” batin Nabila dalam hati.